Petugas memasang pamflet peringatan serangan buaya di Sungai Luk Ulo Kebumen. (GATRA/Ridlo/BKSDA Jateng) |
BULUSPESANTREN (www.beritakebumen.info) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah memperingatkan warga agar tak beraktivitas di aliran Sungai Luk Ulo, Kebumen, terutama di daerah-daerah kemunculan kawanan buaya. Buaya itu, terakhir terdeteksi pekan ini di Desa Rantewringin Kecamatan Buluspaspesantren.
Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jateng Wilayah Konservasi II, Rahmat Hidayat mengatakan buaya yang berada di habitatnya meningkatkan potensi konflik dengan manusia. Apalagi, sepanjang aliran sungai, banyak warga yang beraktivitas, mulai dari sekadar MCK hingga aktivitas penambangan.
Untuk itu, mulai pekan ini pihaknya memasang puluhan spanduk dan pamflet agar warga tak mendekat ke kawasan sungai yang terindikasi ada buayanya. Sejauh ini, BKSDA telah memasang 10 pamfelt di Desa Rantewringin dan muara sungai Luk Ulo.
“Total pamflet berjumlah 30 buah yang akan dipasang secara bertahap di sepanjang alur sungai Luk Ulo. Terutama, di wilayah tempat buaya itu pernah muncul,” ucap Rahmat Hidayat, Sabtu (25/11).
Menurut Rahmat, pemasangan pamflet itu bertujuan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, sekaligus upaya preventif untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa di pihak warga. Ia pun meminta agar warga mengutamakan keselamatan dengan menghindari aktivitas di sungai Luk Ulo.
Terkait upaya penangkapan buaya di Kedungwinangun yang gagal, Rahmat mengimbau agar warga tak lagi berusaha menangkap buaya. Pasalnya, buaya adalah jenis predator yang agresif dan bisa mencelaki manusia. Terbaik, warga mengisolasi buaya yang menampakkan diri sambil menunggu petugas BKSDA datang untuk menangkap.
“Laporkan kepada aparat kepolisian, pemerintah desa atau langsung melapor kepada kami,” tandasnya.
Sebelumnya, pada pertengah Oktober 2017, warga juga dibuat heboh oleh buaya sepanjang 4 meter yang terdampar di areal persawahan desa Kedungwinangun Kecamatan Klirong, sekitar 3 kilometer dari Rantewringin. Buaya muara (Crocodylus porosus) itu diduga terseret banjir besar sungai dan akhirnya mendarat di persawahan warga. Predator itu didapati tengah berendam di lumpur oleh seorang petani.
Beberapa waktu sebelumnya, mamalia peninggalan zaman dinosaurus itu menampakkan diri di sepanjang aliran Sungai Luklulo yang membentang dari pegunungan utara Kebumen hingga bermuara di Laut Selatan Jawa. Tercatat, kawanan buaya muncul enam kali sejak musim kemarau di berbagai desa sepanjang Sungai Luk Ulo.
Sumber : Gatra.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar